Entrepreneur Conditioning for Success
Posted by nlphypno1 on December 25, 2007
Manusia adalah makhluk kebiasaan. Mula-mula kita membentuk kebiasan, lalu kebiasaan ini akan membentuk diri kita. Hal serupa saya alami sendiri ketika saya membentuk jiwa entrepreneurship istri saya, Rina, sekitar tahun 2001 yang lalu. Sebagai mantan karyawati di sebuah perusahaan milik Australia, hidup monoton. Lalu dengan persuasi tertentu dengan alasan untuk mendidik anak-anak, saya minta dia ”pensiun” dalam pekerjaannya. Awalnya dia menolak, tapi lalu enjoy jalan-jalan & pengajian hampir setiap hari untuk ”membunuh” waktu jenuhnya di rumah…. Tiba-tiba timbul keinginannya untuk membuka butik baju wanita karena melihat ada 2 orang rekannya telah sukses dalam bisnis ini, salah satunya adalah perancang busana tingkat nasional yang tinggal di Bandung. Saya berpikir, bagaimana mungkin sang istri ini bisa cepat sukses, padahal belum ada pengalaman sebagai entrepreneur? Tidak mudah membentuk jiwa berwirausaha bagi seorang ibu yang skeptis, berpikir negatif terhadap selling……
Saya ajak dia berjualan ”yoghurt” bentuk gelas yang siap minum di lapangan Gasibu tiap minggu di sekitar Gedung Sate di Bandung. Bangun pagi, jam 5:30 harus datang ke lapangan untuk mencari lokasi yang harus ”diperebutkan” oleh ratusan pedagang lain. Apakah penjualannya untung? Secara profit, sangat kecil, Rp 200,- per cup, hanya laku sekitar 40-60 cup hari itu. Belum lagi anak-anak kami ikut jajan sate, bubur di sekitar Gasibu, malah tekor. Belum lagi ”muka malu” ketika bertemu beberapa staf dari kantor tempat saya bekerja. ”Apa pak/ibu Adhi manager kekurangan uang, sampai jualan di Gasibu, panas-panasan?”
”Biaya kosmetik sun screen untuk panas-panasan saja tidak tertutup”. Saya selalu jawab, ”Latihan mental bisnis”.Jualan di Gasibu ini berlangsuang selama 3 bulan. Buah dari panas-panasan 3 bulan ini berdampak sampai sekarang, setelah 5 tahun berlangsung. Butik baju muslimnya ditambah dengan jasa jahitnya sangat laku, jutaan rupiah omset setiap hari.Habit sebagai salesperson sudah terbentukRepeat order-nya sangat tinggi.Customer relationship sangat baikCusmomer loyalti sudah terbangun dengan baikPuncak penjualan pada saat puasa menjelang lebaran.Pernah menjadi sponsor busana muslim dalam sinetron ”Rumahku Surgaku” di MQTV Bandung bersama Teh Ninih, panggilan akrab Hj. Ummu Ghaida Mutmainnah (istri A’a Gym) pada tahun 2006 – (Foto di atas bersama istri A’a Gym)
Dalam segala hal, perlu adanya pengkondisian untuk mengubah diri kita. Pengkondisian diri ini harus mempunyai durasi yang cukup lama agar habit positif baru dapat terbentuk, termasuk juga dalam hal entrepreneurship.Rina pernah sharing di Entrepreneur University-nya bapak Purdi E. ChandraButiknya pernah dikunjungi oleh sekelompok calon pengusaha yang tergabung dalam Success Entrepreneur University dari jalan Ganeca Bandung Salah satu guru saya, Anthony Robbins menyebut perubahan habit yang akan mengubah nasib seseorang dengan teknik Neuro Associative Conditioning (NAC), dengan formula sbb:
- Nyatakan apa/tujuan yang diinginkan (decide what you really want)
- Buat daya ungkit: bayangkan ”deritanya” kalau tidak berubah sekarang (avoid pain)
- Hentikan perilaku yang merusak (interrupt the limiting pattern)
- Bentuk perilaku baru yang mendukung (create a new and empowering alternatives)
- Kondisikan perubahan baru hingga konsisten (conditrion the new pattern until It’s consistent)
- Ujialah hasilnya (test it!)
Leave a Reply